Wednesday, November 27, 2013

Asal Usul Dewi Bulan [嫦娥]


Festival Zhong Qiu (Zhong Qiu Jie [中秋节]) atau sering dipanggil dengan sebutan Festival Kue Bulan di Indonesia adalah salah satu Hari Raya penting dalam Tradisi Tionghoa yang jatuh pada setiap bulan 8 tanggal 15 penanggalan Kalender Imlek. Festival Zhong Qiu ini bermula dari tradisi para Raja China pada zaman dulu yang melakukan Ritual Sembahyang Matahari pada musim semi dan Ritual Sembahyang Bulan pada musim Gugur. Hal ini tercatat di buku Zaman Dinasti Zhou yang berjudul “Zhou Li [周礼]” atau “Tata Krama Zhou”. Kemudian Tradisi tersebut ditiru oleh Masyarakat saat itu dan berkembang menjadi suatu Hari Raya Penting dan meriah dalam Masyarakat China. Dalam Bahasa Inggris, Festival Zhong Qiu disebut dengan Mid Autumn Festival.


Cerita ataupun legenda mengenai Festival Zhong Qiu banyak sekali, diantaranya terdapat 3 Cerita dan legenda yang paling umum yaitu legenda mengenai Chang’e [嫦娥] menjadi Dewi Bulan, Wu Gang [吴刚] menebang pohon Osmenthus (Pohon Gui Hua), dan Zhu Yuan Zhang [朱元璋] melawan Dinasti Yuan.

Legenda Festival Zhong Qiu – Chang’e menjadi Dewi Bulan

Konon, Pada Zaman dahulu kala terdapat 10 Matahari yang menyinari Bumi ini dan menyebabkan kepanasan yang luar biasa. Seorang Pemuda bernama Hou Yi [后羿] yang mempunyai tenaga luar biasa kemudian mendaki ke Gunung Kunlun dan memanah jatuh 9 Matahari. Hou Yi menyisakan 1 Matahari dan memerintah kepada satu-satunya Matahari ini untuk mengikuti waktu terbit dan terbenam secara teratur.
Karena jasanya, Hou Yi menjadi Pahlawan Rakyat dan sangat dihormati oleh Rakyat pada saat itu. Hou Yi kemudian menikah dengan seorang gadis yang cantik bernama Chang’e. Setiap harinya, Hou Yi mengajari orang berburu dan menemani Istrinya yang tercinta.

Banyak yang kagum akan kehebatan Hou Yi dalam memanah, sehingga orang-orang yang ingin belajar Teknik memanah berdatangan menjadi murid Hou Yi. Diantara mereka adalah orang-orang yang serius ingin belajar, ada yang hanya sekedar kagum kepadanya, ada juga terdapat orang-orang yang bermoral rendah didalamnya.

Suatu hari, Hou Yi pergi ke gunung Kun Lun untuk belajar “Tao” dan kebetulan bertemu dengan Permaisuri Kaisar Langit “Wang Mu Niang Niang [王母娘娘]”. Atas permintaan Hou Yi, Wang Mu Niang-Niang kemudian memberikan obat “Hidup Abadi” kepadanya. Siapapun yang meminum obat tersebut akan dapat langsung terbang ke langit dan menjadi Dewa/Dewi. Karena rasa cintanya terhadap Chang’e, Hou Yi menunda niatnya untuk menjadi Dewa. Obat tersebut dititipkannya ke Chang’e. Salah satu murid Hou Yi yang bermoral rendah bernama Peng Meng [蓬蒙] mengetahui adanya obat tersebut, dia pun ingin menjadi Dewa sehingga muncul niatnya untuk mencuri obat hidup abadi tersebut.

3 hari kemudian, Hou Yi mengajak para muridnya untuk berburu di Gunung. Peng Meng kemudian pura-pura sakit sehingga tidak ikut rombongan Hou Yi untuk berburu ke gunung. Beberapa Jam kemudian setelah keberangkatan Hou Yi, Peng Meng yang membawa pedang memasuki rumah Hou Yi dan memaksa Chang’e untuk menyerah obat hidup abadi tersebut kepadanya. Chang’e menyadari bahwa dia tidak akan mampu melawan Peng Meng, oleh karena itu Chang’e mengambil obat hidup abadi tersebut dan meminumnya. Setelah meminum obat tersebut, tubuh Chang’e menjadi dapat melayang dan terbang keluar dari jendela rumah menuju ke langit. Karena kerinduan dan cintanya terhadap suami, Chang’e memilih tempat yang paling dekat dengan bumi yaitu bulan untuk menjadi Dewi.

Sore hari, Hou Yi pulang ke rumah, pembantunya menangis memberitahukan kejadian yang menimpa diri Chang’e. Dengan amarah yang besar, Hou Yi kemudian membawa pedang menuju ke rumah Peng Meng, tetapi Peng Meng telah melarikan diri. Hou Yi sangat sedih dan menatap Bulan serta meneriak nama Istrinya. Di Bulan Purnama yang terang, Hou Yi melihat sebuah bayangan yang menyerupai istrinya. Hou Yi kemudian berusaha mengejar Bulan, tetapi setiap Hou Yi melangkah ke depan 3 langkah, bulan juga akan mundur 3 langkah, Hou Yi mundur 3 langkah, Bulan juga akan maju 3 langkah. Bagaimanapun tidak dapat mengejar Bulan Purnama tersebut.

Hou Yi akhirnya tidak berdaya, tetapi Hou Yi sangat rindu kepada Chang’e. Hou Yi kemudian mempersiapkan Altar di Taman kesukaan Chang’e dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan yang disenangi oleh Chang’e. Dari Jauh merindukan Istrinya yang berada di Bulan.
Masyarakat yang mengetahui kejadian tersebut kemudian berbondong-bondong mengikuti Hou Yi mempersiapkan altar dan meletakan dupa serta makanan dan buah-buahan untuk berdoa kepada Dewi Bulan Chang’e agar mereka dapat hidup bahagia dan tenteram. Mulai saat itu, Tradisi Festival Zhong Qiu yang melakukan ritual sembahyang Dewi  Bulan pun menyebar ke seluruh daratan China.

Wu Gang yang menebang Pohon Osmanthus di Bulan

 

Konon, di Bulan terdapat sebuah Istana Bulan yang bernama Guang Han Gong [广寒宫], di Istana tersebut terdapat Pohon Osmanthus (Pohon Gui Hua [桂花树])yang tumbuh subur dan lebat. Tingginya sekitar 500 kaki. Dibawahnya terdapat satu orang yang tugasnya adalah menebang Pohon tersebut. Tetapi setiap kali ditebang, pohonnya pasti akan menutup kembali tebangan tersebut.  Ribuan tahun mengalami hal yang sama, Pohon tersebut tidak akan habis ditebang.

Menurut Cerita, orang tersebut bernama Wu Gang [吴刚], warga Xi He di Dinasti Han. Wu Gang mengikuti seorang Dewa untuk belajar Tao.  Sesampai di Alam Dewa, Wu Gang berbuat sesuatu yang melanggar aturan alam dewa sehingga dia dihukum ke Istana Bulan untuk menebang Pohon Osmanthus yang terdapat di Istana Bulan tersebut. Setiap hari melakukan pekerjaan yang tidak pernah ada hasilnya.
Seorang penyair terkenal di Dinasti Tang yang bernama pernah membuat puisi yang berkaitan dengan Pekerjaan Wu Gang di Istana Bulan yaitu : “Yù zhuó yuè zhōng guì, chí wèi hán zhě xīn [欲斫月中桂,持为寒者薪]”

Coba anda lihat ke Bulan Purnama, apakah ada bentuk seperti seseorang yang sedang menebang pohon?

Zhu Yuan Zhang melawan Dinasti Yuan

Menurut beberapa sumber, makan Kue Bulan (Yue Bing [月饼]) pada saat Festival Zhong Qiu adalah Tradisi yang dimulai pada Dinasti Yuan. Pada saat Pemerintahaan Dinasti Yuan, Suku Han merupakan kasta yang terendah, tingkat sosial yang terendah tersebut sering ditindas dan dihina oleh Suku Mongol yang berkuasa saat itu sehingga munculah pemberontak-pemberontak yang ingin menggulingkan Pemerintahan Mongol Dinasti Yuan dan mengembalikan kekuasaan Kekaisaran kepada suku Han yang juga merupakan suku mayoritas di daratan China.

Zhu Yuan Zhang [朱元璋] merupakan salah satu pemimpin pemberontakan tersebut yang kemudian bersekutu dengan kelompok pemberontak lainnya untuk serentak melakukan perlawanan terhadap Pemerintahan Dinasti Yuan. Tetapi Tentara Dinasti Yuan sangat ketat dalam pemerikasaan dan pembasmian pemberontakan, Informasi mengenai perlawanan sangat sulit disebarkan kepada semua kelompok pemberontak.  Penasihat Militer Zhu Yuan Zhang yang bernama Liu Bo Wen kemudian mengusulkan untuk melakukan perlawanan di Bulan 8 Tanggal 15 secara serentak dan memerintahkan pasukannya untuk memasukan kertas kecil yang berisikan informasi pemberontakan tersebut ke dalam Kue Bulan. Kue Bulan yang berisikan informasi tersebut kemudian disampaikan ke tangan para pemimpin pemberontak
an. Pada saat perlawanan, semua pasukan pemberontak serentak melakukan penyerangan terhadap pasukan militer Dinasti Yuan.

Tak lama kemudian, Xu Da [徐达] (seorang Jenderal dibawah pimpinan Zhu Yuan Zhang) berhasil menduduki Ibukota Dinasti Yuan, Dadu. Zhu Yuan Zhang sangat senang dan menetapkan Kue Bulan sebagai makanan resmi untuk Festival Zhong Qiu serta menghadiahkannya kepada semua pejabat dibawah pimpinannya. Setelah itu, Kue Bulan menjadi makin populer di masyarakat dan jenisnya pun makin beranekaragam.

Keterangan :
Zhu Yuan Zhang adalah Pendiri dan juga Kaisar Pertama Dinasti Ming.

disadur dari :
http://dinaviriya.com/asal-usul-cerita-legenda-festival-zhong-qiu-chang-e-wu-gang-zhu-yuan-zhang/

4 Kecantikan Dalam Mitologi Masyarakat China Kuno


Peranan seorang perempuan dalam mitologi, legenda, dan kepercayaan masyarakat China,sangatlah sentral dan penting, baik dari segi kehidupan sosial budaya  bahkan politik. Perempuan adalah mahluk yang Tercipta dari sebuah keindahan dan diciptakan salah satunya untuk dikagumi. 

1. Xi Shi-Xi Shi (西施) (Dewi Kecantikan)

Xi Shi (西施),(sekitar 7-6 abad sebelum masehi, antara musim semi dan gugur), dikabarkan kecantikannya sangat luar biasa memesona, bahkan jika ia melangkah di atas permukaan air seekor ikan pun akan berhenti dan lupa untuk berenang dan kemudian tenggelam.
Legenda Xi Shi, merupakan bagian dari empat kecantikan dalam sejarah kuno China. Ia memiliki kemampuan dan kecerdasan yang lengkap dalam hal, bercinta, berperang, memata-matai dan membalaskan dendam.
Setelah dikalahkan Raja Wu, Raja Yue merencanakan untuk melakukan sebuah pembalasan dendam, dan atas anjuran seorang bijak Fan Li, sebaiknya Raja Yue mengirimkan Xi Shi —kekasihnya, untuk merayu Raja Wu.
Xi Shi pun berhasil merayu dan menaklukan Raja Wu ke dalam pengaruhnya, kecantikan dan ucapannya yang merupakan mantra adalah senjata mematikan Xi Shi. Kemudian Raja Yue pun menggunakan momen tersebut untuk kembali menyerang Raja Wu dan mengalahkan pasukannya pada tahun 473 sebelum masehi.


2. Wang Zhaojun-Zhao-jun Wang (王昭君) (Dewi Perdamaian)
Wang Zhaojun (Abad I sebelum masehi,era Dinasti Han Barat), dikatakan sebagai seorang dewi yang cantik, bahkan kehadirannya mampu menjatuhkan seekor burung terjatuh dari terbangnya di angkasa.
Wang Zhaojun, merupakan satu dari empat kecantikan yang terdapat dalam sejarah kuno China, ia lebih dikenal sebagai Dewi politik, pendamping penguasa. Ia memiliki beberapa nama, yakni Wang Qiang dan Zhaojun adalah nama popularnya.
Dalam sebuah kisah ia dipilih dan menjadi bagian dari sebuah sistem peradilan di bawah kekaisaran Rajan Yuan Barat. Ia pun secara sukarela mengajukan diri sebagai mediasi dalam sebuah upaya perdamaian melalui perkawinannya dengan Huhanye Chanyu (Raja Xiongnu)
Wang pun menyumbangkan kemampuannya dalam sebuah pembangunan dan terjalin eratnya hubungan antara Dinasti Han dan Xiongnu. Ia disukai oleh masyarakat dari berbagai bangsa, dan namanya akan tetap dikenang.


3. Diaochan (貂蝉)
Diaochan (abad III,  di akhir periode kekuasaan Kerajaan Tiga, Dinasti Han Timur), dikabarkan sebagai sosok dewi yang cantik dan bercahaya, sehingga membuat rembulan pun malu dan takut apabila kecantikannya dibandingkan dengannya.
Diaochan yang juga dikabarkan lahir pada tahun 161 atau 169  masehi, merupakan salah satu dari empat kecantikan yang terdapat dalam sejarah kuno China.  Berbeda dengan ketiga dewi lainnya, ia tidak tercatat dalam naskah, manskrip apapun, bahkan dianggap sebagai tokoh fiksi.
Ia kemudian dikabarkan muncul dalam sebuah Roman Kerajaan Tiga (sebuah novel yang ditulis oleh Luo Guanzhong dari Dinasti Ming), ia diceritakan membantu perwira Wang Yun dalam membujuk ksatria Lu Bu untuk membunuh seorang tiran, Dong Zhuo. Dan upaya pembunuhan tersebut mengharuskan Diaochan menjadi salah satu gundik –selir, Dong Zhuo, walaupun sebenarnya ia adalah kekasih Lu Bu. Ia berhasil membuat keduanya cemburu dan saling bersaing hingga ke dalam sebuah pertempuran, misi Diaochan saat itu pun dianggap berhasil.
Ada beberapa mitos yang tersiar seputar kematian Diaochan. Beberapa saat setelah Lubu dikalahkan oleh Cao Cao, Cao Cao kemudian menggunakan Diaochan untuk membujuk Jendral Guan Yu agar bersedia bergabung dalam pasukannya. Namun Guan Yu merusak wajah dan menyayat tubuh Diaochan, sehingga tak mampu lagi membujuk dan menggoda pria lainnya melalui kecantikannya.


4. Yang Guifei
Yuang Guifei (719-756, Dinasti Tang),dikabarkan memiliki kecantikan yang membuat keanggunan dan pesona berbagai bunga tidak ada artinya.

Ia memiliki nama lain Yang Yuhuan, merupakan satu dari empat kecantikan yang terdapat dalam sejarah kuno China. Yuan Guifei merupakan istri  yang dicintai oleh Raja Tang, Kekaisaran Xuanzong. Ia dieksekusi karena membuat pasukan kemanan meyakini bahwa Pemberontak Anshi adalah sebuah kesalahan Keluarga Yang.  Namun demikian ia adalah dewi yang cantik yang pernah hidup dalam mitologi China. Berikut puisi yang menggambarkan sosok Yuan Guifei.
Peranan seorang perempuan dalam mitologi, legenda, dan kepercayaan masyarakat China,sangatlah sentral dan penting, baik dari segi kehidupan sosial budaya bahkan politik. Perempuan adalah mahluk yang Tercipta dari sebuah keindahan dan diciptakan salah satunya untuk dikagumi. Berikut uniknya.com menyajikan 5 kecantikan di dalam mitologi masyarakat China dahulu:

Sumber: http://www.unikgaul.com/2013/05/5-kecantikan-dalam-mitologi-masyarakat.html#
Konten ini memiliki hak cipta
Peranan seorang perempuan dalam mitologi, legenda, dan kepercayaan masyarakat China,sangatlah sentral dan penting, baik dari segi kehidupan sosial budaya bahkan politik. Perempuan adalah mahluk yang Tercipta dari sebuah keindahan dan diciptakan salah satunya untuk dikagumi. Berikut uniknya.com menyajikan 5 kecantikan di dalam mitologi masyarakat China dahulu:

Sumber: http://www.unikgaul.com/2013/05/5-kecantikan-dalam-mitologi-masyarakat.html
Konten ini memiliki hak cipta
Peranan seorang perempuan dalam mitologi, legenda, dan kepercayaan masyarakat China,sangatlah sentral dan penting, baik dari segi kehidupan sosial budaya bahkan politik. Perempuan adalah mahluk yang Tercipta dari sebuah keindahan dan diciptakan salah satunya untuk dikagumi. Berikut uniknya.com menyajikan 5 kecantikan di dalam mitologi masyarakat China dahulu:

Sumber: http://www.unikgaul.com/2013/05/5-kecantikan-dalam-mitologi-masyarakat.html
Konten ini memiliki hak cipta
http://3y.uu456.com/bp-42ss427c31b76sce0s08144c-1.html

Tuesday, November 30, 2010

Chinese Plants and Flowers: Types and Meanings

by: Wong Yee Lee


Plum flowers are fragrant and beautiful. They were once the national flower. On the Chinese 50 cents coins you can see plum flowers on the side. 


Chrysanthemum flowers symbolizes a strong life. It is good to give old people chrysanthemum flowers because it means strong life. However, only red ones would be good because white and light yellow ones are used only at funerals. Lovers do not give chrysanthemum to their loved ones. 


Narcissus, lotus flowers and orchid are flowers which represent high virtues and elegance.


Orchid blossoms in spring and it brings an air of high class respectfulness.


Narcissus blossoms in winter. White flowers of five pedals and yellow stamen grow in pure water. It represents a sense of purity. 


Lotus flowers grow in pond water. Its roots are edible. Its flowers blossom in summer and are either red or white. The seeds are also edible and are often used as medicine. Almost every part of a lotus plant is useful though it grows in muddy pond water. That is also why it is compared to people who manage to achieve successfully in life though come from a less prestige background.



Azalea flowers represents elegance and wealth. You can find azalea on the Chinese one cent coins. 



Peach flowers blossom in spring. It represents beautiful girls. In Chinese tradition at Chinese New Year, people who want to find love will usually buy a whole plant and put it home because this will bring them luck in finding love in the coming year. 


Pomegranate gives very beautiful flowers. Its fruit is sour but contains a lot of seeds inside. In Chinese tradition, people put this fruit on the bed of the newly weds so as to help the newly weds to make many babies. 




Maple trees in China represents old people who don't admit that they are old because these trees blossoms in autumn which is near the end of a year. 

Lilac in China represents modesty, which is one of the virtues that Chinese people value 


Other than the above, there are some flowers which have medicinal values. Plum flowers can cure heat, cough and diarrhea; chrysanthemum can cure cold; orchid can cure lung disease and coughs; lotus flowers can cure sunstroke, insomnia and blood vomiting; azalea can regulate female menstruation; narcissus and Chinese rose can remove bruises; laurel can remove bruises and dissolve phlegm. 



What about giving presents?


 
When birthdays or opening a business, red Chinese rose or pomegranate flowers would be good because this represents prosperous future. 


For old people, plum flowers or tuberose would be appropriate. 


 
For patients, you can buy Orchid or China pink Bamboo.


For moving houses, you can buy Asparagus Fern. 


For wedding, you can buy lily because in China it represents hundred years of love. Lily is also good for friends which means unity. 


However there are also plants which carry derogative meanings. 


 
Poplar flowers can be easily blown broken. It represents a woman who is not faithful. 



Broad-leave epiphyllum flowers are pretty but they open just for one night. It can be easily understood that they represent shortness. 


Duckweed floats on the surface of water. It has no roots and floats anywhere. Since the Chinese nation values family and its unity, things which do not have roots would be pitiful. 


Thistles and thorns bring people pain. They represent difficulties. 
 
Now you know what to bring your date next time you take her out


Text taken from : http://www.chinatownconnection.com/chinese_plants.htm 

Sunday, November 28, 2010

Chinese Marriage Traditions

by: Wong Yee Lee


In ancient China, a man could have as many concubines as possible after the first wife. It was possible that the youngest concubine would be a teenager while the husband could be an ancient old man. Poor families sold their young daughters to rich families just because they could get some money from the rich family and also get rid of a useless female in the family.
Since 1950, the Chinese government has promulgated a law which stated that one man can only get married with one woman. It offends the law for anyone who has more than one wife.
In the past, parents arranged marriages were very common. Usually young people would have their spouse decided by their parents. Sometimes young people could only have the first look of their spouse at their wedding. It was also common that sometimes an arranged marriage could be organized even before the child was born as long as parents from both families agreed.
In modern days, things have changed quite a lot. Free love prevails and lovers can choose to get married with whoever they love. Of course, in order to show their respect to their parents, formal agreement has still to be obtained prior to any proper marriage procedure.
Even more modern, matchmakers businesses are all thriving just because sometimes people find it a bit hard to find their true love. 


Before getting married
 
Before getting married, young people have to pay a formal visit to each other's parents. When visiting the girl's parents, the boy has to bring with him the betrothal gifts in order to show sincerity. When the gifts are received, then both the boy and the girl are engaged. When the girl visits the boy's parents, the parents have to prepare a formal gift for the future daughter-in-law.
In China, usually the newly wedded couple will move to live with the boy's family. Sometimes it is not surprising to see that they will live with the girl's family. However, in these modern days, young couples would prefer to live alone without the parents if they can afford to pay for a new flat or house.
One of the wedding procedure is that the bride has to prepare a dowry to be brought to the bridegroom's family on the wedding day. A dowry is things bought by the bride's family, which includes blackest, clothes, accessories, daily necessities and etc.
What comes next is to choose a good day to hold the wedding. It is very important in the Chinese culture. A wedding, being such an important day in a person's life, has to be held on a day which symbolizes goodness. People will choose the best day based on the Chinese Lunar calendar, or on any festival days. 


The wedding ceremony 

A formal Chinese wedding requires the bridegroom to pick up the bride at the bride's home after respectfully greeted the parents-in-law to be. The couple-to-be will then go to the bridegroom's home, where the bride will greet her parents-in-law to be, or to the banquet location. If they choose to go to the bridegroom's home, the young couple will have to greet the parents-in-law to be with a A formal Chinese wedding requires the bridegroom to pick up the bride at the bride's home after respectfully greeted the parents-in-law to be. The couple-to-be will then go to the bridegroom's home, where the bride will greet her parents-in-law to be, or to the banquet location. If they choose to go to the bridegroom's home, the young couple will have to greet the parents-in-law to be with a cup of tea each and the parents will return the daughter-in-law to be with a red packet of money inside. Similar to the western culture, the bride and bridegroom will be accompanied by bridesmaids and best men and they are usually still non-married.

One very important procedure is the banquet. All relatives and friends will be invited and they will wish the new couple with all the best. At the banquet, the newly wed has to drink half glass of wine for a pair of glasses linked by a ribbon. After that the newly wed has to cross-hand and drink the other half of the wine. It is believed that after this ceremony the newly wed will love each other more dearly.

In some parts of China, the fish served in the banquet should not be eaten totally. The head, tail and the whole skeleton of the fish should be left untouched so as to symbolize a good start and end of a marriageAfter the banquet, friends of the new couple will usually continue the night by deliberately disturbing the new couple with a few games. Games will include different quests for some difficult performances or questions. Unfortunately to the newly wed that these games usually last till very late in the night!

However in the modern days, many young people try to skip most of these rituals or ceremonies. They do that either because they think that new generations should not be confined by these old traditions, or some do so just because of economical reasons of trying not to spend as much money as possible.

About the author:
Wong Yee Lee
This article was produced by Asia Dragon. Visit us at www.asiadragon.co.uk where you will find authentic oriental fashion clothing & accessories, kimonos, stylish home furnishings, furniture, beautiful ornaments, Chinese calligraphy plus much, much more!

Originally taken from :
http://www.chinatownconnection.com/chinese_marriage.htm

Saturday, November 27, 2010

Plants, Fruits, And Flowers Among Chinese People

Peony


Peony is also known as 'Mu Dan' or 'Fu Gui Hua". It represents ‘wealth, prosperity and honour’. When it flowers, it represents ‘good fortune is arriving’.


 Jing Qian Shu




‘Jing Qian Shu’ is another popular plant as its Chinese name literally means ‘Golden Money Plant’. Its shiny angular shaped leaves represent gold ingots. Therefore, having this plant at home symbolises ‘having plenty of wealth in the household’. When it flowers, it is believed that good fortune is arriving for the household. Can you spot the flower above? It looks like a white corn.

Chrysanthemum



Chrysanthemum is well liked for its vibrant and rich colour, especially its yellow flowers. Chrysanthemum signifies ‘great joy and happiness’.




Four Season Lime



‘Four Season Lime’ is known as ‘Si Ji Ju’ in Chinese. This is a very popular plant during Chinese New Year as ‘Ju’ is associated with New Year. It bears many fruits, which is called ‘Kum’ in Cantonese and ‘Kum’ literally means ‘gold’. Therefore, having a ‘Four Season Lime’ plant at home symbolises the ‘abundance of wealth’.

Peach Blossom



Peach blossom symbolises ‘courage and hope’. The blossoms burst forth at the end of winter season on a seemingly lifeless branch.


Keng Huay
 

‘Keng Huay’ is a Hokkien name. Its botanical name is known as Epiphyllum. It is considered as a lucky plant by the Chinese.  When it flowers, it signifies ‘the arrival of good luck’.


Lucky Bamboo




It is known as ‘Kai Yun Zhu’ in Chinese, which means ‘bamboo that invites good fortune’. Lucky Bamboo represents the natural 5 elements of water, earth, wood, metal and fire to balance the flow of energy or ‘chi’ in the house.  A red ribbon is tied around the stalks to represent the fire element. The number of bamboo stalks and layers has its own symbolic meaning:
  • 2 for Love & Marriage
  • 3 for Happiness
  • 5 for Perfection
  • 6 for Luck
  • 8 for Wealth and Abundance
  • 9 for Everlasting Good Fortune and Happiness
Water Narcissus


Water Narcissus signifies ‘good luck and prosperity’. If the narcissus flowers blossom on the first day of the New Year, it indicates good fortune for the rest of the year.

Tangerines and Oranges 


Tangerines and Mandarin oranges are commonly displayed in homes and shops. Tangerines symbolises ‘good tidings’ as it sounds like ‘good luck’ in Chinese.  Mandarin Oranges symbolises wealth as it sounds like ‘gold’ in Cantonese.

Guzmania Or 'Ong Lai Huay'



Guzmania is also known as 'Huang Li Hua' in Chinese. It is popular because its Hokkien name 'Ong Lai Huay' signifies the 'arrival of wealth and prosperity'. It is also popularly referred as ‘Pineapple Flower’.




Lotus Flower


Lotus Flower is greatly esteemed and cherished by Buddhist followers. Lotus represents ‘purity of body, speech and mind’, as it floats above the muddy waters of attachment and desire without being stained. It symbolises ‘purity, elegance and peacefulness’.


Fatt Chye Su’


‘Fatt Chye Su’ is another sought after plant during Chinese New Year. As the Chinese name suggest, this plant brings ‘wealth and prosperity’. When it flowers, it is believed that the owner will experience ‘good windfall luck

Taken from: Chinese New Year Decoration

Sunday, February 21, 2010

The 15th Day of Chinese New Year Festival - The Lantern Festival

Also read... 
Perayaan Cap Go Meh ( in Indonesian language)
Asal Usul Cap Go Meh (in Indonesian language)
The Lantern Festival ( in English language)



The Lantern Festival is called Yuan-Xiao Festival in China. This is because Chinese eat Yuan-Xiao on this day. Yuan-Xiao just look and taste like Tang-Yuan (See Winter Solstice - Tang-Yuan Day) . The difference is the way they made.


The Lantern Festival is also called San-Yuan (upper period of the year) Festival in Taoism. This day is the birthday of the Heaven Officer who blesses human luck. So many people have a worship ceremony at home and some go to Taoism temple pray for luck.

Yuan-Xiao Festival is a traditional Chinese festival going back to the Han Dynasty of over 2000 years ago. There is a story about the Lantern Festival. A beautiful heavenly bird flew down a village and was killed. The God of Heaven was very anger and wanted to burn down the entire village on the 15th lunar day. One wise guy advised every family hang candle lanterns around the house, carried lantern on the street, burn fire outside to explode the firecracker at the 15th lunar night. The soldiers of the God of Heaven saw the village was on fire from the heaven, and returned back to the heaven. The village survived and people keep the lantern activity on this day every year.

Today, not too many children carry the candle lanterns on the night of 15th lunar day. But lantern displays are shown in the town center square or next to the temple. The most popular lantern is the animal symbol of the Chinese calendar year. The gods, saints and fairy of Taoism or historical figures are popular and common subjects.
 
Besides the lantern display, a traditional riddle games will be held in the temple. The questions are related with to the lantern displays, news or popular persons in town. When the game begins, the person who figures out the answers first, can win a price.

Lantern laser show, flying sky lantern, mass firecrackers, fireworks and music concerts are essential activities. The events continues all night long. After Lantern Festival night, people need to back to the normal life. Students will end of the winter vacation around this day.


 Taken from :